Minggu, 02 Desember 2012

10 Cara Belajar Efektif Saat Mau Ujian

 http://www.informasipendidikan.com/wp-content/uploads/2012/10/Tips-Cara-Belajar-Efektif-Saat-Ujian.jpg

 
Cara Belajar Efektif yaitu sebagai berikut;
1. Pilih Waktu Belajar yang Tepat Waktu belajar yang paling pas adalah pada saat badan kita masih segar. 
Memang tidak semua orang punya waktu belajar yang sama. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.
2. Bangun Suasana Belajar Yang Nyaman Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman.
Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.
3. Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku.
Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.
4. Mencatat Pokok-Pokok Pelajaran Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang.
Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.
5. Membaca Adalah Kunci Belajar Supaya kita bisa paham.
Minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.
6. Belajar Itu Memahami Bukan Sekedar Menghapal Ya.......!
Fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.
7. Hapalkan Kata-Kata Kunci...! 
Kadang mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
8. Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.
9. Latih Sendiri Kemampuan Kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.
10. Sediakan Waktu Untuk Istirahat 
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru. Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur, tak perlu detail, berarti kita sudah paham.
Dengan Tips Cara Belajar Efektif diatas semoga bermanfaat untuk anda !!

Memompa Motivasi Belajar Anak

Memotivasi anak untuk belajar berbeda-beda menurut usianya. Di jenjang SD, usia ini dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu kelas rendah (kelas 1-3 SD) dan kelas atas (kelas 4-6 SD). ciri khas yang berbeda yaitu:
KELAS 1-3 SD
Anak-anak di kelas bawah masih menapaki masa transisi dari taman kanak-kanak yang aktivitas belajarnya dilakukan sambil bermain ke jenjang sekolah dasar yang formal. Maksudnya, mereka dituntut untuk banyak berada dalam dalam kelas dan duduk tenang memperhatikan penjelasan guru serta mengerjakan tugas-tugas. Tuntutan tersebut tentu saja menyulitkan karena sebenarnya murid-murid kelas rendah masih dalam usia bermain. Sayangnya, banyak orang tua, bahkan guru, melupakan ciri khas usia ini. “Anak kelas 1-2 belum bisa diharapkan duduk lama karena rentang perhatiannya maksimal sekitar 15 menit. Jadi mereka bukan nakal kalau enggak bisa diam di kelas.” Berkaitan dengan masa transisi ini pula, seperti dituturkan Mila, orang tua mesti peka dengan kemungkinan munculnya school phobia pada anak. Pahamilah bahwa perubahan-perubahan dari TK ke SD sering membuat murid kelas rendah “ketakutan”. agar anak dapat melalui masa transisinya dengan mulus, orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi belajar yang pas menurut ciri khas anak usia kelas 1-3 SD atau kurang lebih 6-8 tahun. Inilah pokok-pokoknya:
Belajar sambil bermain;
Pada prinsipnya hampir sama dengan cara belajar anak TK. Namun, untuk anak SD alihkan ke cara bermain yang lebih konstruktif. “Tolong ambilkan Bunda 2 cokelat, dong. Nah, di tangan Bunda sudah ada 1 cokelat. Bunda jadi punya berapa cokelat sekarang? Suasana belajar pun tak perlu harus serius. Jadi tak selalu harus belajar di belakang meja, bisa juga sambil tiduran di lantai, misalnya.
Manfaatkan PR;
Sampai saat ini Pekerjaan Rumah (PR) untuk murid kelas rendah masih menjadi pro-kontra. Menurut Mila, selama tidak berlebihan, sebenarnya PR banyak memberi manfaat. Salah satunya untuk mengulang sedikit pelajaran yang sudah didapat anak di sekolah. Masalah timbul kalau anak sering dijejali PR. Inilah yang sering menjadi beban bagi anak.
Beri dukungan;
Dukungan memang selalu diperlukan, terutama saat anak menghadapi masa-masa sulit di sekolah. Bentuknya bisa sangat sederhana, misalnya ketika anak memperoleh nilai buruk, kita tidak perlu menjatuhkan vonis bahwa ia bodoh atau pemalas. Lebih baik, luangkan waktu untuk mendiskusikan masalah tersebut dengan anak. “Sebagai awal, orang tua perlu mencari tahu perasaan anak ketika memperoleh nilai 50. Apakah ia kecewa, sedih atau biasa-biasa saja, karena jangan-jangan ia tidak mengerti bahwa nilai 50 itu berarti kurang.” Lalu tetaplah beri dukungan. “Untuk hari ini enggak apa-apa dapat 50. Kamu bisa dapat nilai yang lebih baik di ulangan berikutnya, tapi kamu harus belajar.”
Jadilah model yang baik;
Ini berarti orang tua jangan sampai terlihat santai saat anak sedang belajar. “Misalnya, ketika sedang mengerjakan PR anak melihat ibunya menonton televisi dan ayahnya tidur. Bisa-bisa anak merasa diperlakukan tidak adil. ‘Ih, ayah, kok, bisa tidur sedangkan aku harus belajar?” Akan lebih baik bila saat anak belajar, orang tua juga tampak “belajar”, seperti menemani anak sambil membaca koran atau buku. Dengan begitu anak akan mendapat panutan.
Tetapkan jam belajar ;
Misalnya, dari jam 5 sampai 7 disepakati sebagai jadwal belajar anak. Namun, jadwal harus dibuat dengan mempertimbangkan jam sekolahnya. Berilah ia waktu untuk berisitirahat sebelum waktu belajar. Saat waktunya belajar, anak harus diberi pengertian bahwa rentang waktu itu harus diisi hanya untuk kegiatan belajar. Artinya ia tidak nonton teve, tidak mendengarkan radio, atau tidak bermain playstation.
ANAK 4-6 SD ;
Anak-anak SD kelas atas sebenarnya sudah diharapkan memiliki self learning regulation atau kesadaran untuk belajar sendiri. Jika pada anak kelas 1-3 SD, orang tua masih sangat terlibat dalam proses belajar anak, maka pada anak kelas 4-6 SD orang tua hanya jadi pendamping saja. Mereka sudah harus tahu apa yang mesti dikerjakan. Namun begitu, orang tua tetap perlu menumbuhkan motivasi belajarnya agar tak kendur. Caranya, ingatlah bahwa salah satu ciri anak usia ini adalah penggunaan logika yang sudah semakin mendalam. Orang tua perlu memberikan alasan-alasan yang masuk akal tentang pentingnya belajar. Berikut beberapa kiatnya:
Kaitkan dengan Hobinya ;
Kalau hobi anak adalah menonton acara kuis di TV, orang tua bisa memberi komentar. “Dia bisa dapat menang dandapat hadiah mobil karena pintar. Wah, pasti dari kecil dia sudah senang belajar dan bisa mengatur waktu, deh!
Ajak untuk Mmembuat Jadwal;
Pada usia ini biasanya anak mulai memiliki banyak kegiatan. Ada latihan basket, renang, jalan-jalan dengan teman, juga main games. Oleh karena itu, libatkan anak dalam pengaturan jadwal kegiatannya. Jelaskan bahwa anak boleh memiliki kegiatan apa pun, tapi belajar merupakan prioritas utama. Dengan diberi pengertian seperti itu dan dibiarkan mengatur jadwal sendiri, ia tidak akan merasa terpaksa. Jangan lupa, keterpaksaan hanya akan mengendurkan motivasi anak dalam belajar.
Rencanakan Masa Depan
Karena murid-murid kelas atas, terutama kelas 5 dan 6 sudah akan memasuki sekolah lanjutan, orang tua perlu mengajak anak untuk mengadakan rencana masa depan. “Kamu mau masuk SMP mana? Kira-kira di situ NEM-nya berapa, ya? Yuk kita mulai kejar dari sekarang supaya kamu bisa lolos ke sana!”
Berdasarkan penelitian, anak-anak yang berhasil ternyata memiliki pengaturan waktu yang baik, tertib mengikuti jadwal, dan disiplin dalam belajar. Itu semua bisa didapat bila anak sudah memiliki self.. Kepercayaan Diri Sendiri